RILIS.ID, Jakarta— Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai diperlukan Pokok-Pokok Haluan Negara dalam konstitusi karena ketiadaan haluan tersebut telah membuat bangsa kehilangan arah dalam mencapai tujuan sebagai bangsa yang berdaulat, adil dan makmur.
"Ketiadaan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) dalam konstitusi, dirasakan telah membuat bangsa ini kehilangan arah dalam mencapai tujuan sebagai bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur. Atas dasar itu, MPR RI terus menyerap aspirasi masyarakat tentang perlunya PPHN dalam konstitusi," kata Bamsoet dalam peringatan Hari Konstitusi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/8/2020).Baca Juga
Bamsoet mengatakan, MPR RI juga telah mengeluarkan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan, yang ternyata selaras dengan tekad pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Indonesia Maju. "Keselarasan tersebut dapat dilihat dari berbagai hal. Pertama, prioritas pembangunan infrastruktur yang bertujuan membangun kesetaraan antar daerah. Kedua, menggencarkan pembangunan sumber daya manusia sebagai prasyarat kunci menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih maju," kata Bamsoet. Ketiga menurut dia, menekankan pentingnya investasi dalam negeri. Keempat, reformasi birokrasi melalui pembubaran lembaga-lembaga yang tidak efektif dan tidak efisien. Dia menjelaskan keempat, pengalokasian dan penggunaan anggaran pendapatan dan belanja negara secara efektif dan efisien untuk memberi manfaat ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, untuk menjamin konstitusi hidup dan bekerja untuk kesejahteraan masyarakat, maka UUD NRI Tahun 1945 memberikan wewenang kepada MPR RI untuk melakukan evaluasi dengan kewenangan mengubah dan menetapkan UUD sesuai kebutuhan masyarakat. Dia mengatakan amanat melakukan perubahan terhadap UUD NRI Tahun 1945 itu bukan hal mudah dan merupakan tugas mulia yang harus diemban dengan penuh keseksamaan, kecermatan dan kehati-hatian, karena menyangkut hukum dasar negara, hukum tertinggi yang mengatur berbagai dimensi strategis kehidupan berbangsa dan bernegara, baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan negara.