RILIS.ID, Jakarta—
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menyayangkan, dari total dana yang dikeluarkan untuk riset sebesar Rp24,9 triliun, hanya sedikit yang digunakan untuk penelitian.
Karenanya, Kemenristekdikti akan mendorong agar ada efisiensi penggunaan dana tersebut.
"Dari Rp24,9 triliun yang dialokasikan untuk riset, ternyata hanya Rp10,9 triliun yang hanya menghasilkan riset. Yang lainnya tidak menghasilkan riset," ujar Nasir usai acara Sosialisasi Pengembagan Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD), di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (26/3/2018).
Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ini menegaskan, penggunaan dana riset yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu harus dipertanggungjawabkan dengan hasil yang bermanfaat, baik inovasi mau pun pengembangan lainnya.
Karenanya, para peneliti diminta tidak mempertanyakan berapa anggaran riset yang dipersiapkam pemerintah, tapi berikan
output-nya yang berguna bagi masyarakat.
"Pertanggungjawaban penggunaan anggaran ini sangat penting, tidak hanya berapa jumlah anggaran yang dikeluarkan tapi bagaimana capaian efektifas atau
output dari riset itu sendiri. Jadi efektifas harus tercapai," tuntas Mohamad Nasir.
Editor: